Tentang Belajar Bohong



Bismillah.



Jadi ceritanya, Panglima Kancil ini rambutnya kriwil-kriwil mirip banget dengan Jendral Kancil (dan terutama kriwilnya ini bener-bener seperti alm. Eyang Kakungnya) dank arena sudah gondrong, kriwil-kriwilnya berantakan. Selesai mandi dan disisir, kerapihan rambutnya hanya bertahan 2-3 menit saja dan kriwilnya langsung beraksi. Terakhir kali potong rambut adalah sebelum Ramadhan lalu, which is only 6 months later rambutnya sudah segondrong si Dennis dalam foto ini (yess,,senyumnya juga miriiiip sama Panglima Kancil, ahahahaha).

Sekitar seminggu lalu, ada kenalan kami yang datang ke rumah dan memegang rambut Panglima Kancil sambil berujar, “Aung, rambutnya dipotong niy ya, cekres, cekres…” sambil pura-pura memotong rambut Panglima Kancil. Reflek, Panglima Kancil menoleh dan ternyata rambutnya nggak dipotong. Lalu kenalan kami ini casually says, “boongan”. Trus saya agak syok dengernya. Astaghfirullah.
Langsung saya bilang ke kenalan kami itu, “Tolong jangan ngomong kayak gitu, bohong-bohong seperti itu karena aku gak ngomong bohong ke Arung dan ngajarin bersikap bohong seperti itu”, sambil nahan beribu emosi, maaaaak. Sepertinya dia juga agak syok karena saya tegur, tapi terserah saja, itu urusan dia, toh dia sudah dewasa dan saya nggak berkata buruk. Seriously, saya nggak suka sekali dengan sikap orang yang seperti itu, either orang dewasa atau anak kecil. Kalau orang dewasa, berkata seperti itu lalu tertawa? Ampun deh. Elu ngajarin anak kecil untuk bohong? Trus kalau berkilah, “yaelah, becanda kali, kan bohongan, mana ngerti”. Laaaah…. Ya sikap kamu itu secara langsung atau gak langsung ngajarin bohong kan? Buat apa siy ngomong kayak gitu? Gak ada ide mau ngomong apa? Yaudah diam aja. Trus argument bahwa anak kecil gak ngerti? Coba ya, banyak baca, anak kecil itu paham kok mana yang baik dan mana yang buruk, kitanya aja sebagai orang dewasa yang seneng banget mengecilkan kemampuan mereka.

Dan kemarin siang saya terkejut-kejut karena ketika main bertiga sama Panglima dan Jendral Kancil, tiba-tiba Panglima Kancil nyeletuk, “Cuma boong”. Haaaaah????!!!!! Lalu saya tanya ke Panglima Kancil, “Mas, apa itu bohong?” dan Panglima Kancil jawab, “ini bukan begini tapi begitu”. See.. siapa tadi yang bilang bahwa anak kecil nggak paham? Beware your saying, please. Jahat sekali ya kalau masih berpikir seperti itu.

Maka, ayolah, sebagai orang dewasa dan orangtua, mari bersama-sama berbenah diri, saya tahu nggak ada orang yang sempurna, but please, positively progress toward better self, supaya apapun perkataan dan perbuatan kita ini bisa ngasih dampak yang positif juga ke lingkungan. Pertanyaan berikutnya pasti, sikap seperti apa yang ingin kita wariskan ke anak cucu kita kelak? Karena parenting bukanlah tentang mengubah anak, tapi mengubah kita sebagai orang tuga agar menjadi lebih baik dan mampu menjaga fitrah baik anak yang dititipkan oleh Allah SWT ini. Semoga semua niat baik dan upaya kita jadi orang tua terbaik selalu dikuatkan dan dimampukan oleh Allah SWT. Aamiin.


-Ibu Kancil-

Comments

Popular posts from this blog

Parenting #01

Develop the Attitude of a Student

RUBIK #01 Revive Your Heart