I want to be remembered for.....

What do you want to be remember for?
Hi, there!
Sudah minggu terakhir bulan September rupanya ya! Wow! How time flies sooo fast! Sisa 3 bulan lagi sebelum kita tiba di tahun 2018. Hari ini saya membantu suami saya membuat bahan profil sekolah beliau untuk dipromosikan menjelang tahun ajaran baru di semester depan. Karena sekolahnya adalah SMK di bidang teknik komputer dan jaringan, saya mencari desain latar belakang yang kira-kira cocok (ini biasa saya lakukan ketika membuat bahan presentasi di powerpoint, biar semangat dari awal karena melihat desainnya bagus atau menarik 😉). Barulah kemudian saya mulai membuat isi presentasinya. 

Karena ini adalah untuk bahan promosi sekolah, maka saya pribadi ingin orang-orang tahu apa kelebihan yang ditawarkan oleh sekolah tempat suami saya mengajar ini. 

Slide pertama saya beri judul : ''School that Driving the Best in You''. Keren ya? Ahahaha. Dalam slide ini saya hanya ingin murid dan calon murid untuk dapat bertanya kepada diri sendiri, motivasi apa yang mereka miliki untuk menyelesaikan pendidikan. Maka saya mencari ide dan akhirnya menemukan quote yang saya posting di awal tulisan ini.

''What Do You Want To Be Remembered For?"

Kamu mau diingat sebagai apa? Mungkin ini terjemahan bebasnya. Saya ingin orang lain mengingat saya sebagai....... (murid dan calon murid diajak untuk bertanya kepada diri sendiri). Selanjutnya biar suami saya yang memfasilitasi mereka untuk mengenali diri mereka dan mengeksplorasi passion masing-masing. That's his job, actually. Ahahahaha.

Nah, gara-gara ini, saya jadi kepikiran sendiri juga. Saya ingin diingat sebagai apa ya? Wajar dan normal setiap orang ingin diingat sebagai orang baik. Tetapi riil nya sebaik apa? Sebagai apa? Itu pertanyaan yang beranak kira-kira ujungnya adalah pertanyaan : Apa yang saya lakukan untuk dapat diingat sebagai orang tersebut? Apa yang sudah saya lakukan? Apa yang dapat saya lakukan? 

Let's not jump deeper into the answers, but go back what we hold on to in this life. I do believe that every person punya hati nurani yang kadang cerewet dan kadang diam saja. Of all the things we done in our lives, hati nurani kita pasti pernah membersitkan 'hey, kayaknya ini gak pas deh buat dilakukan, gak pantes deh'. Di lain waktu, bisa jadi hati nurani bisik-bisik 'I guess I love the way to treat others the way you want to be treated, let's speak nicely, let's be more humble towards others'. Bisa jadi malah hati nurani kita diam saja. All depends on the occasion and how sensitive we are to listen and to pay attention what our hearts say. 

Now, saya pribadi ingin sekali menjadi orang yang berniat baik dan tulus. Dan ini susahnya minta ampun. Minta ampun. Manusia didesain untuk secara rasional memikirkan imbalan dan hukuman (reward and punishment). That's why Allah created heaven and hell. This is my humble argument. You are free to agree and disagree. Di mata Allah, hanya ada 1 imbalan yang 'boleh' diharapkan ketika seseorang melakukan suatu hal baik. Imbalan itu adalah pahala dari Allah. Bukan boleh, malahan harus diharapkan dari seseorang. Namun, manusia juga hidup di saat ini dan most of us terbiasa berpikir untuk saat ini. Kita mungkin memikirkan masa depan, tetapi sejauh apa yang mampu kita jangkau dengan pikiran kita? Dan bukankah begitu banyak hal di saat ini yang menyita perhatian kita? 

Maka ketika  di saat ini kita begitu teralihkan dari mengharapkan pahala Allah, apa yang bisa kita lakukan? 

Comments

Popular posts from this blog

Parenting #01

Develop the Attitude of a Student

RUBIK #01 Revive Your Heart